Skip to main content

Kenduri Sastra 4

Kenduri Sastra 4
Image courtesy of Rasnadi Nasry
Minggu, 31 Januari 2016. Tiga komunitas kepenulisan di Dataran Tinggi Gayo; Garis Tepi (Bener Meriah), Kompak (Takengon), dan FLP Takengon (Takengon), menggelar Kenduri Sastra 4.

Kegiatan yang sering disebut dengan nama Kensas ini adalah kegiatan rutin yang diluncurkan sebagai bentuk kepedulian dan usaha untuk mengembangkan minat baca tulis di wilayah Dataran Tinggi Gayo (Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues.)


"Berawal dari perkenalan singkat sekitar awal tahun lalu antara saya (KOMPAK), Bang Rasnadi Nasry (Garis Tepi) dan Bang Sayid Fadhil Asqar (FLP Takengon). Masing-masing dari kita ternyata memiliki mimpi yang sama, salah satunya yaitu membuat suatu kegiatan rutin yakni sebuah pertemuan yang khusus bicara tentang dunia kepenulisan khususnya sastra. Dengan rumusan ide tanpa terlibat dalam diskusi yang panjang, maka kita bentuklah kegiatan yang bernama Kenduri Sastra - Gayo (KenSas)" Zuliana Ibrahim, satrawan muda Gayo dan salah satu pendiri Kensas menjelaskan sejarah Kensas melalui postingan di laman jejaring sosialnya.

KenSas 4, yang kali ini dilaksanakan di Bayakmi Cafe, Takengon, mengangkat tema 'Terbitkan Sendiri Karyamu'.

Pemilihan tema ini selain sebagai cara untuk memberikan informasi mengenai perkembangan penerbitan Indie dan Self Publishing yang kian marak di dunia penerbitan, Juga memberikan penjelasan mengenai proses penerbitan sendiri atau Self Publishing yang sangat memberikan kemudahan bagi banyak penulis, pemula maupun profesional.

Image courtesy of Zuliana Ibrahim
Zuliana yang juga editor pada Penerbit Prayatna Sankara Pustaka, menjelaskan mengenai berbagai tips dan trik saat mengirimkan karya, sedikit curhat mengenai proses editing yang kadang membuat editor harus jungkir balik.

Image courtesy of Zuliana Ibrahim

Sedangkan Sayid Fadhil Asqar, dari FLP Takengon, berbagi informasi mengenai Self Publishing. Bahasannya terutama mengenai kelebihan dan kekurangan Self Publishing, serta strategi memilih penerbit yang akan 'memproduksi' naskah menjadi buku.

Image courtesy of Rasnadi Nasry
KenSas 4, juga dimeriahkan oleh kehadiran seorang sastrawan senior, Awan L.K. Ara. Yang dengan baik hati bahkan bersedia membacakan salah satu puisinya dan memberikan nasihat dalam berkarya bagi panitia dan peserta Kensas 4.

*kakek, bahasa Gayo

Comments

Popular posts from this blog

Aku Menulis Maka Aku Ada

Oleh. Fauraria Valentine “Jika kau bukan anak raja, bukan pula anak ulama besar. Maka menulislah” –Imam Al. Ghazali-  Kalimat yang menimbulkan ketertarikan, tentang arti dari menulis bagi diri. Namun tetap saja selalu butuh waktu untuk menjawab bila ada yang bertanya. Mengapa harus menulis? Entahlah mungkin agak sulit mengungkapkannya dengan kata-kata. Karena menulis adalah sala satu kegiatan yang mampu membuat adrenalin memuncak. Jantung memompa darah lebih cepat, membuat emosi meluap. Setiap orang mungkin punya cara yang berbeda untuk dapat menikmati sensasi seperti ini. Seperti halnya sulit menjabarkan rasa manisnya gula atau pedasnya cabai, maka cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan mencobanya.

Antara Menulis Dan Membaca

Oleh. S. Fadhil Asqar Sungguh mesra hubungan antara menulis dan membaca. Seperti ombak dan pantai, serupa siang dan metari ataupun malam dan selimut gelapnya. Bagaikan kumbang dan bunga. Tak beda dengan kerbau dan kubangan. Mereka tak terpisahkan.